Sabtu, 27 November 2010

MADINAH BERKABUNG

Sepeninggal nabi Muhammad saw, terjadi berbagai peristiwa politik. Hal itu rupanya menyebabkan Bilal hengkang dari kota Madinah. Ia tinggal di Suriah demi memelihara Agamanya.
Konon pada suatu malam, ia bermimpi bertemu dengan Nabi. Dalam mimpi itu Nabi berkata kepadanya, "Hai Bilal, mana bukti rasa cintamu kepadaku? Apa gerangan yang membuatmu tidak mengunjungiku lagi?"
Bilal terjaga dari tidurnya, ia merasa sedih. pada saat itu juga, ia memutuskan pergi ke Madinah. setelah menempuh perjalanan panjang selama beberapa hari, ia sampai dihadapan  pusara nabi saw yang dirindukannya sejak lama. Tidak disadari, airmatanya membilas dan membasahi pipinya.
Dari kejahuhan, Hasa dan Husain berlarian kearahnya mereka saling berpelukan. Mereka larut dalam keharuan seakan-akan  berlomba menguras tangis. Bilal menciumi kedua cucunda tercinta nabi itu
Setelah saling melucuti rasa rindu, Hasan dan Husain meminta mengumandangkan azdan seperti yang selalu dilakukan pada masa hidup Rasulullah saw. Bilal memenuhi permintaan mereka. ketika fajar telah tiba, ia naik keatap masjid, lalu terdengarlah: "Allahu akbar"
Masyarakat Madinah terisak-isak, hanyut dalam kepiluan.
Ketika" asyhadu an laa ilaaha illallah" berkumandang tangisan warga Madinah makin membahana. Dan ketika sampai pada kalimat "asyhadu anna Muhammadarrosuulullaah", para wanita yang masih menangis itu keluar dari rumah masing-masing menuju Masjid. Sebelumnya Madinah tidak pernah berkabung seperti itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar