KISAH PARA PECINTA ALLAH

Dunia modern pada sisi lain ternyata telah melahirkan keterasingan(alienasi). Manusia modern tidak jarang merasa asing terhadap nilai kemanusiaan yang fitri. Sebagai pelarian, mereka berusaha menengok kembali dunia spiritualisme yang selama ini terabaikan. Bahkan didunia barat, kecenderungan orang untuk meraih nilai-nilai spiritual dan mistik nampak mulai merebak ditengah gaung rasionalisme.
Spiritual dalam islam biasanya tumbuh subur dalam dunia tasawuf. Dalam dunia tasawuf, seorang sufi bahkan memposisikan dirinya, pecinta yang sedang dimabuk kerinduan terhadap kekasihnya. Mereka berusaha mencari dan melatih kesejatian dirinya untuk menjadi "kekasih kekasih allah". Mereka ingin berkasih kasihan dengan Tuhannya.
"Tuhanku, sekiranya aku beribadah kepadamu karena takut Nerakamu, biarlah diriku terbakar api Jahanam. Dan sekiranya aku beribadah kepadamu karena mengharap Surgamu, jauhkan aku darinya. Tapi sekiranya aku beribadah kepadamu hanya semata cinta kepadamu, Tuhanku jangan lah kau halangi aku melihat keindahanmu yang abadi," kata Rabi'ah al-Adawiyyah merintih."...Aku meyembahmu karena aku cinta dan rindu kepadamu." tambah Rabi'ah.
Terlepas dari silang pendapat mengenai keberadaan tasawuf, bagaimanupun dunia tasawuf yang bertujuan meraih kesucian diri(tazkiyatun-nafs) telah menorehkan warna tersendiri dalam khasanah budaya islam.
Dunia tasawuf biasanya menawarkan tingkatan tingkatan(maqam)tertentu yang harus dijalani seperti taubat, wara', zuhud, fakir, sabar, tawakal, dan ridha serta keadaan jiwa (hal) tertentu yang mesti dicapai selama perjalanan menuju allah, seperti tafakur, murakabah, mahabbah, khauf, raja', syauq, taqarrub, sakinah, fikr, yakin.maqam dan hal tersebut, bagi pecinta allah, merupakan suatu yang senantiasa diperjuangkannya dalam setiap nafas kehidupan.
Meskipun demikian, tasawuf bukan berarti menjauhkan diri dari totalitas kehidupan duniawi. "Tasawuf adalah pola hidup sederhana berdasarkan motif keagamaan," kata Jalaludin Rahmad. Tasawuf adalah cara hidup berasaskan kecintaan kepada allah;perjuangan untuk menjadi pecinta allah.
Gambaran sepak terjang para salafush-shalikhin yang tak pernah lelah menelusuri maqam dan hal tersebut terekam dalam blog ini dari referensi klasik;


PENGGEMBALA BUTA HURUF YANG CERDIK

SEORANG LELAKI YANG SEDANG SIBUK MENGGEMBALAKAN DOMBA-DOMBANYA DI PADANG RUMPUT
DIHAMPIRI SEORANG CENDEKIAWAN. TERJADILAH PERBINCANGAN SINGKAT ANTARA KEDUANYA.
DARI PERBINCANGAN ITU, CENDEKIAWAN MENGETAHUI BAHWA PENGGEMBALA ITU BUTA HURUF.
"MENGAPA KAU TIDAK BELAJAR?" TANYA CENDEKIAWAN.
"AKU TELAH MENDAPATKAN SARI SEMUA ILMU, KARENA
ITU, AKU TIDAK PERLU BELAJAR LAGI," JAWAB PENGGEMBALA MANTAB.
"COBA JELASKAN PELAJARAN APA YANG TELAH KAU PEROLEH" PINTA SANG CENDEKIAWAN.
SAMBIL MENATAP LELAKI BERPENAMPILAN RAPI ITU.
PENGGEMBALA MENJELASKAN:
"SARI SEMUA ILMU PENGETAHUAN ADA LIMA.
PERTAMA,SELAGI MASIH ADA PELUANG UNTUK BERSIKAP JUJUR
AKU TIDAK PERNAH BERBOHONG.
KEDUA, SELAMA MASIH ADA MAKANAN HALAL AKU TIDAK AKAN
PERNAH MEMAKAN MAKANAN HARAM.
KETIGA, JIKA MSIH ADA CELA (KEKURANGAN) DALAM DIRIKU,
AKU TIDAK AKAN PERNAH MENCARI CARI (MEMPERMASALAHKAN)
KEBURUKAN ORANG LAIN.
KEEMPAT, SELAGI REZEKI ALLAH MASIH ADA DIBUMI, AKU TIDAK
AKAN PERNAH MEMINTANYA KEPADA ORANG LAIN.
KELIMA, SEBELUM MENGINJAKKAN KAKI DI SURGA, AKU TIDAK AKAN
PERNAH MELUPAKAN TIPU DAYA SETAN.
CENDEKIAWAN ITU SANGAT KAGUM ATAS JAWABAN PENGGEMBALA SERAYA
BERKATA, "KAWAN, SEMUA ILMU TELAH TERKUMPUL DALAM DIRIMU.
SIAPAPUN YANG MENGETAHUI KELIMA HAL YANG KAU SEBUTKAN TADI
DAN MELAKSANAKANNYA, PASTI DAPAT MENCAPAI TUJUAN ILMU-ILMU
ISLAM SERTA TIDAK MEMERLUKAN BUKU-BUKU ILMU DAN FILSAFAT."                                                                  



TIGA SITUASI GAWAT DI HARI KIAMAT

Salah seorang kerabat Rasulullah SAW bertanya,"Masihkah ada orang yang mengingat kawannya di hari kiamat ?"
Rasulullah SAW menjawab,"Dalam tiga tempat tidak seorangpun sempat ingat kepada orang lain.
PERTAMA, pada semua amal di timbang. ketika itu setiap pribadi hanya memikirkan diri dan amal perbuatannya sendiri.
KEDUA, pada saat setiap orang antri untuk melewati shiraath. ketika itu setiap pribadi hanya memikirkan kelolosan dirinya.
KETIGA, Pada saat buku amal perbuatan setiap orang dibagikan. ketika itu mereka risau. apakah akan menerimanya dengan tangan kanan sebagai isyarat baik ataukah dengan tangan kiri sebagai isyarat buruk. Dalam ketiga perustiwa tersebut tidak seorangpun memikirkan anak istri,ayah,ibu,sanak kerabat, ataupun temannya."
Kemudian Rasulullah SAW bersabda,"inilah penafsiran ayat 38, Surat Abasa."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar