Suatu perkara yang bunyinya tiada bergeming dengan lidah melainkan atas apa-apa
yang ada didalam hati manusia, penyakit hati merambat dari lingkungan sekitar
hingga merasuk kedalam hati, tapi bagaiamana sebuah hati menerjemahkan arti hidup ini. Jika
hati itu baik, maka baiklah seluruh badan si pemilik hati itu, sedang
jika ia buruk maka buruklah seluruh badan. Niscaya sekalian perkara
yang buruk yang ada dalam hatinya itu akan melahirkan virus-virus maksiat yang menyebabkan hati itu lusuh dan menimbulkan penyakit
sedang ia akan senantiasa bersuka ria dengan dosa oleh karena penyakit didalam
hatinya.
Adapun perkara ini bermula disebabkan lemahnya keimanan dan ketaqwaannya pada ajaran ALLAH, sedang ia senantiasa terpedaya dengan kesenangan duniawi yang sifatnya hanya sementara. Tenggelamlah ia kedasar laut yang dalam, merapuhkan kemuliaan, kesucian, beserta sekalian perkara kebaikan yang pernah bersemayam didalam hatinya, sehingga merugilah ia dengan sebenar-benar kerugian sedang ia tiada sadar.
Firman
ALLAH Ta’ala :
فِي
قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ اللّهُ مَرَضاً وَلَهُم عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا
كَانُوا يَكْذِبُونَ
Dalam
hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka
siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. Al-Baqarah : 10
Sesungguhnya penyakit hati itu adalah sifat – sifat yang buruk yang ada didalam hatinya, dan sekalian keburukan itu adalah kendali dirinya sehingga ia terombang ambing di derunya gelombang pasang samudera kehidupan dunia yang fana ini.
Dan
berikut adalah penyakit hati manusia :
1.
Iri
وَلاَ
تَتَمَنَّوْاْ مَا فَضَّلَ اللّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ لِّلرِّجَالِ
نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُواْ وَلِلنِّسَاء نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ
وَاسْأَلُواْ اللّهَ مِن فَضْلِهِ إِنَّ اللّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيماً ﴿٣٢
Dan
janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian
kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki
ada bahagian daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan
mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu. An-Nisaa:32
2. Dengki
وَدَّ
كَثِيرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّن بَعْدِ إِيمَانِكُمْ
كُفَّاراً حَسَداً مِّنْ عِندِ أَنفُسِهِم مِّن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ
الْحَقُّ فَاعْفُواْ وَاصْفَحُواْ حَتَّى يَأْتِيَ اللّهُ بِأَمْرِهِ إِنَّ اللّهَ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ﴿١٠٩
Sebahagian
besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada
kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki
yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran.
Maka ma`afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Al-Baqarah:109.
كَانَ
النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ
وَمُنذِرِينَ وَأَنزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ
النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُواْ فِيهِ وَمَا اخْتَلَفَ فِيهِ إِلاَّ الَّذِينَ
أُوتُوهُ مِن بَعْدِ مَا جَاءتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ بَغْياً بَيْنَهُمْ فَهَدَى
اللّهُ الَّذِينَ آمَنُواْ لِمَا اخْتَلَفُواْ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ
وَاللّهُ يَهْدِي مَن يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ ﴿٢١٣
Manusia
itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus
para nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka
Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara
yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan
orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada
mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi
petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka
perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang
yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. Al-Baqarah: 213
3. Penghasut
adalah
ia merupakan sifat yang hendak memecah belah persaudaraan lagi agar timbul bagi
kedua belah pihak permusuhan dan kebencian dengan mempengaruhi sekalian keadaan di antara diri yang
satu dengan yang lain.
4. Fitnah
وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ
5. Khianat
يَعْلَمُ
خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ
6. Mengeluh
إِنَّ الْإِنسَانَ خُلِقَ هَلُوعاً
7. Pendusta
فَمَنِ
افْتَرَىَ عَلَى اللّهِ الْكَذِبَ مِن بَعْدِ ذَلِكَ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ
الظَّالِمُونَ
Maka
barangsiapa mengada-adakan dusta terhadap Allah sesudah itu, maka merekalah orang-orang yang zalim. Ali – Imraan : 094.
8. Cinta Dunia
seorang
manusia yang mencintai dunia, niscaya ia akan melupakan akhirat sedang
hatinya berharap-harap jauh dari kematian lagi takut tibanya masa dimana malaikat merenggut
nyawanya.
Firman
ALLAH Ta’ala :
أُولَـئِكَ
الَّذِينَ اشْتَرَوُاْ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِالآَخِرَةِ فَلاَ يُخَفَّفُ عَنْهُمُ
الْعَذَابُ وَلاَ هُمْ يُنصَرُونَ
Itulah
orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat, maka tidak
akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong.
Al-Baqarah : 86.
9. Ego
Inilah
penyakit hati yang kerap menggerogoti hati manusia yang lebih mementingkan
dirinya sendiri dari sekalian perkara manusia yang lain dalam urusan
duniawinya.
Dari Abu Hurairah r.a. katanya:
“Bersabda Rasulullah SAW: “ Tiga macam orang bukan saja tidak akan mendapat
layanan dan ampunan pada hari kiamat kelak, bahkan akan mendapat siksa yang
pedih, yaitu seorang yang mempunyai kelebihan air di tengah padang pasir,
sedangkan ia tidak mau memberikannya kepada orang yang kehausan, seorang yang menjajakan barang dagangannya sesudah lewat waktu Asar sambil bersumpah dusta bahawa
pokoknya sekian-sekian dan dipercayai oleh si pembeli dan seorang lagi yang
membai’at pemimpin hanya untuk maksud manfaat keduniaan; apabila kelak
maksudnya tercapai, ia patuh dan jika tidak, ia mungkir (berpaling tadah).”
(Muslim)
10. Cuek
Tiadalah
ia beroleh arti atas tiap-tiap sesuatu yang ia lihat, dengar atau rasakan dan
tidak pulalah ia beroleh hikmah lagi ibrah atas
sekalian masa yang ia lalui.
11. Lalai
وَاذْكُر
رَّبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعاً وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ
بِالْغُدُوِّ وَالآصَالِ وَلاَ تَكُن مِّنَ الْغَافِلِينَ
Dan
sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan
petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. Al-A’raaf : 205
12. Was-was (tergesa-gesa)
إِنَّ
الَّذِينَ اتَّقَواْ إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِّنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُواْ
فَإِذَا هُم مُّبْصِرُونَ
Sesungguhnya
orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka
melihat kesalahan-kesalahannya. Al-A’raaf : 201.
13. Khilaf
وَلَيْسَ
عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ فِيمَا أَخْطَأْتُم بِهِ وَلَكِن مَّا تَعَمَّدَتْ قُلُوبُكُمْ
وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً
Dan
tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada
dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Al –
Ahzaab : 005.
14. Jahil (Tidak berilmu)
وَإِذَا
سَمِعُوا اللَّغْوَ أَعْرَضُوا عَنْهُ وَقَالُوا لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ
أَعْمَالُكُمْ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ لَا نَبْتَغِي الْجَاهِلِينَ
Dan
apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka
berkata: “Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas
dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil”. Al-Qashas : 055.
15. Berburuk Sangka
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيراً مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ
الظَّنِّ إِثْمٌ
Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian
prasangka
itu adalah dosa. Al –
Hujuraat : 12.
16. Bakhil (Pelit)
وَأَمَّا
مَن بَخِلَ وَاسْتَغْنَى
17. Berputus Asa
قَالَ
وَمَن يَقْنَطُ مِن رَّحْمَةِ رَبِّهِ إِلاَّ الضَّآلُّونَ
Ibrahim
berkata: “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat“.
Al-Hijr : 056.
18. Pemarah
وَذَا
النُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَاضِباً فَظَنَّ أَن لَّن نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى
فِي الظُّلُمَاتِ أَن لَّا إِلَهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ
الظَّالِمِينَ
Dan
(ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia
menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat
gelap: “Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci
Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim. Al-Anbiyaa’ :
087.
19. Dendam
وَنَزَعْنَا
مَا فِي صُدُورِهِم مِّنْ غِلٍّ إِخْوَاناً عَلَى سُرُرٍ مُّتَقَابِلِينَ
Dan
Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka
merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. Al – Hijr :
47.
20. Dan Lain Sebagainya
Dan
Inilah perkara penyakit yang terlebih tinggi derajat keburukannya bagi manusia
yaitu sifat SOMBONG, Sombong adalah sifat makhluk ALLAH yang pertama kali ALLAH
jadikan yaitu Iblis yang menyebabkan ia dikeluarkan dari syurga serta dilaknati
ALLAH karena kesombongannya hingga hari kiamat. Dan inilah perkara sifat maupun penyakit hati yang kemudharatannya
jauh melebihi kemaslahatannya untuk merajut sifat sombong tersebut, seumpama
sebatang pohon, yang mana sombong adalah pohonnya sedang akar-akarnya adalah
sebagai berikut :
1. ‘Ujub (Membanggakan Diri)
Ujub
adalah suatu perkara sifat yang membinasakan karena merasa diri memiliki
kelebihan yang menjadikan ia bangga terhadap dirinya sendiri.
Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda :
ثَلاَثٌ مُهْلِكَاتٌ:
شُحٌّ مُطَاعٌ وَهُوَيَ مُتَبَعٌ وَإِعْجَابٌ اْلمَرْءِ بِنَفْسِهِ
“Tiga perkara yang
membinasakan: sifat sukh (rakus dan bakhil) yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan ‘ujub seseorang terhadap
dirinya.” [Silsilah Shahihah,
no. 1802]
2. Merendahkan Orang Lain.
adalah
ia merupakan sifat yang teramat buruk karena tiadalah baginya menghargai
apa-apa yang didapati maupun dimiliki orang lain, sekalian manusia disekitarnya
adalah rendah karena ketinggian hatinya.
3. Taraffu (Suka Menonjolkan Diri)
inilah suatu penyakit hati yang
senantiasa baginya berupaya agar dikenal banyak orang dengan segala daya dan upayanya yang buta, sedang hatinya
busuk dan tiada pula baginya kebaikan atas segala apa-apa yang ia kerjakan.
4. Terlena Dengan Hawa Nafsu
Tiadalah ia pernah merasa puas dalam
mengejar dunianya, dan ia senantiasa berharap lagi berupaya agar beroleh lebih
dan lebih atas sekalian barang kehendaknya
di muka bumi.
ALLAH Tabaraka wa Ta’ala Berfirman :
وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ
عَن سَبِيلِ اللَّهِ
dan janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Shaad : 26
5. Riya
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تُبْطِلُواْ صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالأذَى
كَالَّذِي يُنفِقُ مَالَهُ رِئَاء النَّاسِ وَلاَ يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ
الآخِرِ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ
فَتَرَكَهُ صَلْداً لاَّ يَقْدِرُونَ عَلَى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُواْ وَاللّهُ لاَ
يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
Hai
orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan sipenerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya
karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada
tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak
bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. Al-Baqarah :
264.
6. Dan lain sebagainya
Cara
Mengobati Penyakit Hati
Jika
ada penyakit maka tentulah ada obatnya, sedang obat penyembuh
dari sekalian penyakit ini tiadalah kamu hendak bersusah payah karenanya.
Melainkan telah disampaikan oleh cak Nun dalam syairnya :
Obat
hati ada lima perkaranya
Yang pertama baca Quran dan maknanya
Yang kedua sholat malam dirikanlah
Yang ketiga berkumpullah dengan orang sholeh
Yang keempat perbanyaklah berpuasa
Yang kelima dzikir malam perpanjanglah
Yang pertama baca Quran dan maknanya
Yang kedua sholat malam dirikanlah
Yang ketiga berkumpullah dengan orang sholeh
Yang keempat perbanyaklah berpuasa
Yang kelima dzikir malam perpanjanglah
Maka
wahai hamba-hamba yang dirahmati ALLAH, maukah engkau menjadi salah seorang
Ahli Syurga ALLAH..? Niscaya hendaklah kamu mensyucikan hatimu dari sekalian
penyakit itu dan obatilah dengan semakin mendekatkan diri kepada ALLAH Subhana
wa Ta’ala dan peliharah sifat – sifat yang mulia lagi terpuji yaitu sifat – sifat
laki-laki yang shaleh lagi shalehah, niscaya yang sedemikian itu telah menghampirkan dirimu ke
syurga. Insha ALLAH.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar