Siti Fatimah binti asad,ibunda Ali bin Abi Thalib, bertutur: Ketika abdul Munthalib meninggal dunia Muhamad masih kecil. Sepeninggal suamiku, Abu thalib,menjadi pemelihara dan penanggung jawabnya berdasarkan wasiat ayahnya,kakek Muhamad.Ia tinggal dirumah kami. Aku melayani dan memperlakukannya sebagai anakku,bahkan lebih. Setiap hari aku memungut beberapa biji kurma yang jatuh dihalaman rumah dan kuberikan kepadanya. Pada suatu hari aku lupa memungut beberapa biji kurma untuk muhamad yang saat itu sedang tidur. Anak anak tetangga memasuki halaman rumah kami dan mengambil semua buah kurma yang jatuh, kemudian membawanya pulang kerumah masing masing. Aku sedikit kesal, aku menutupi wajahku dengan selimut, karena malu tidak dapat menyiapkan biji kurma untuk Muhamad hari itu.Tiba tiba, ia bangun dari tidurnya. Ia lalu menuju halaman. Ia tidak melihat sebiji kurma pun di sekitar pohon kurma kurma itu. Sambil menunjuk salah satu pohon kurma, kemudian ia berkata"Hai pohon aku lapar!" Tiba tiba pohon itu membungkuk dan merapatkan dahan dahannya. Muhamad hanya memetik beberapa buah kurma yang diperlukannya. Tidak lama kemudian, pohon itu tegak kembali. Aku sangat terperanjat menyaksikan peristiwa ajaib itu. Saat itu suamiku, Abu thalib,tidak ada dirumah. Ketika suamiku pulang,kuceritakan kepadanya apa yang telah kulihat. Tidak lama lagi ia pasti akan jadi Nabi. Sedang kan tangan kanan dan pendamping setianya
akan lahir dari rahimmu. Sahut suamiku sambil memandangi kemenakannya itu dari kejauhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar